Flight
Data Recorder (foto: autospeed.com)
|
Terjadinya kecelakaan pesawat terbang akhir-akhir ini seakan
menjadi momok yang menakutkan bagi dunia penerbangan. Cuaca buruk, kelalaian
pilot dan kerusakan pesawat menjadi beberapa diantara penyebab utama kecelakaan
penerbangan.
Akibatnya tak hanya
merugikan maskapai penerbangan tetapi juga penumpang pesawat yang menjadi
korban. Ironisnya, banyak penyebab kecelakaan pesawat yang belum terungkap. Alasanya
mudah ditebak, yaitu tidak adanya alat yang membantu penyidik untuk mengetahui
berbagai hal yang terjadi sebelum atau saat
kecelakaan terjadi.
Inilah yang kemudian
mendorong umat manusia untuk membuat suatu alat yang mampu merekam keadaan pesawat
dan pembicaraan yang terjadi di kokpit. Alat itulah yang sekarang ini dikenal
sebagai black box atau kotak hitam.
Istilah black box memang sudah tidak
asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Karena memang, setiap kali terjadi
kecelakaan penerbangan, black box
merupakan salah satu benda yang paling sering disebut.
Black
box merupakan perangkat yang dipasang pada pesawat terbang, terdiri dari perekam
data penerbangan (flight data recorder-FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder-CVR). FDR merupakan alat yang berfungsi untuk merekam data penerbangan pesawat seperti
kecepatan pesawat, ketinggian pesawat, arah pesawat, dan data penerbangan lain. Sedangkan CVR berfungsi untuk merekam
pembicaraan di kokpit pesawat termasuk komunikasi pilot dengan ATC (Air Traffic Control) atau Pengendali
Lalu Lintas Udara.
Dalam kecelakaan penerbangan, apabila lokasi pesawat belum
diketahui secara pasti, pihak berwenang (Tim SAR dan pihak-pihak terkait) akan
melakukan pencarian dan penyisiran ke tempat atau area yang ditengarai
merupakan lokasi jatuhnya pesawat. Penyisiran dilakukan melalui jalur darat,
laut dan udara tergantung dari kondisi geografis wilayah tersebut. Disamping
itu juga mulai mencari dan mengumpulkan informasi dari warga masyarakat yang
mungkin melihat pesawat saat jatuh atau terbang rendah.
Tak lupa pihak penyelidik (Komite Nasional Keselamatan
Transportasi-KNKT)) mengumpulkan informasi dari pihak-pihak yang terlibat
langsung dengan penerbangan pesawat. Hal ini dilakukan penyelidik untuk
mempermudah dalam melakukan
investigasi kecelakaan penerbangan.
Setelah pesawat terbang dan black box-nya
ditemukan, isi black box diambil untuk kemudian dibawa ke laboratorium pembaca black box. Disini black box dibaca dan dianalisis untuk kepentingan
rekonstruksi atau reka ulang kecelakaan yang
terjadi. Informasi yang didapat nantinya bisa
membantu penyelidik mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan, bahkan bisa
mengungkap rincian dari peristiwa sesaat sebelum kecelakaan terjadi.
Namun hasil pembacaan black box tidak bisa disampaikan ke masyarakat secara bulat-bulat.
Sesuai ketentuan
ICAO (Organisai Penerbangan Sipil Internasional), hasilnya hanya untuk
kepentingan investigasi. Hasil pembacaan yang disampaikan ke masyarakat
hanya analisa secara umum dan rekomendasi atau usulan-usulan perbaikan agar
kecelakaan serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.
Tidak Hitam
Tidak Hitam
Terkadang
masyarakat salah menafsirkan dengan menganggap black box itu berwarna hitam seperti namanya. Padahal black box tidak berwarna hitam. Benda
ini justru berwarna jingga cerah atau oranye yang selain membuatnya terlihat
lebih menarik, juga membuat black box
lebih mudah ditemukan apabila terjadi kecelakaan penerbangan.
![]() |
Letak FDR dan CVR (foto: inside16.blogspot.com |
Black
box memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, kira-kira seukuran tas
punggung. Meski ukurannya kecil benda satu ini memiliki ketahananan yang luar
biasa. Bahan pembungkusnya (casing)
terbuat dari titanium atau baja sehingga membuatnya tahan terhadap benturan keras
dan temperatur tinggi sampai suhu
1.100 derajat Celsius.
Black
box juga mampu
bertahan meski tenggelam beribu-ribu meter di dalam laut. Sebagai contoh, black box pesawat Boeing 737-400 milik Adam
Air yang hilang di perairan Majene ditemukan di kedalaman 2.000 meter. Selain
itu, Black box juga dilengkapi dengan Underwater
Locator Beacon (ULB) yang mampu memancarkan sinyal ultrasonik dari kedalaman 4.000 meter. Sehingga
apabila tenggelam didasar
laut mampu diketahui lokasinya.
Black
box umumnya dipasang dibagian ekor pesawat terbang. Karena saat pesawat
jatuh menukik, biasanya ekor menjadi bagian terakhir dari pesawat yang
berbenturan dengan tanah. Bagian ekor umumnya tidak mengalami kerusakan parah
dibandingkan dengan bagian-bagian pesawat terbang yang lain. Dengan begitu bisa
mengurangi kemungkinan rusaknya black box.
Untuk
membaca rekaman penerbangan yang terdapat pada black box, terlebih dahulu black
box dikirim ke laboratorium black box.
Laboratorium black box merupakan
laboratorium khusus yang mampu membaca black
box dari berbagai macam pesawat terbang. Di dalam laboratorium ini terdapat
peralatan (software dan hardware)
yang mampu membaca FDR dan CVR yang kondisinya sudah rusak seperti terendam air
atau terbakar.
Awal Penemuan
Sebagaimana ditulis www.dsto.defence.gov.au,
black box pertama kali ditemukan oleh
David Warren. Ia lahir di Groote Eylandt, kawasan terpencil di timur laut
Australia, pada tahun 1925. Saat berusia 28 tahun, David terlibat dalam penyelidikan
kecelakaan pesawat misterius. Disini David bertugas memecahkan misteri
kecelakaan pesawat DH106 Comet buatan De Havilland yang jatuh di India.
Menurutnya, penyelidik kecelakaan akan lebih mudah memecahkan misteri
kecelakaan pesawat jika saja ada perekam suara di kokpit.
Dari sinilah kemudian muncul
ide untuk merancang dan membuat alat yang kemudian dikenal sebagai perekam
suara kokpit (CVR). Tak berselang lama, Ia melengkapi
temuannya dengan perekam data penerbangan (FDR). Kedua perangkat
inilah yang kemudian dikenal sebagai black
box.
Berkat
jasanya yang besar dalam dunia penerbangan ia mendapat berbagai macam
penghargaan, diantaranya Medali Hartnett dari Royal Society of the Arts (2000) dan Order of
Australia dari Pemerintah Australia (2002). Selain itu, sepanjang karirnya ia
pernah menjadi guru matematika dan kimia di Victoria, dosen kimia di Sidney,
ilmuwan di Akademi Roket Woomera, peneliti di Laboratorium Riset Aeronotik, Penasehat
Ilmiah bidang Energi di Parlemen
Negara Bagian Victoria.
Saat
ini, black box hasil temuan David Warren telah terpasang pada pesawat
terbang milik maskapai penerbangan komersial diseluruh dunia. Manfaatnya yang besar dalam mengungkap
kecelakaan penerbangan, membuat banyak otoritas penerbangan mewajibkan alat
ini ada pada pesawat terbang komersial.
Sumber: aviasista.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar